Andi dan Panji saat di Universitas Esa Unggul

Esa Unggul Kampus Pertama Di Indonesia Terima Mahasiswa Tuna Rungu di Fakultas Hukum

Esaunggul.ac.id, Jakarta Barat, Wajah Andi dan Panji terlihat berseri-seri saat mengetahui mereka berdua dapat berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Esa Unggul. Dua calon mahasiswa yang memiliki keterbatasan pendengaran (Tuna Rungu) tersebut merupakan mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dari sebuah lembaga bantuan hukum dari Amerika yakni Deaf Legal Advocacy Worldwide.

Prof. Steven Stein yang bertindak sebagai perwakilan Deaf Legal Adovcacy Worldwide mengatakan bantuan yang diberikan oleh lembaganya kepada dua mahasiswa tersebut merupakan bentuk kepedulian terhadap masyarakat Indonesia yang memiliki keterbatasan dalam hal pendengarannya. Apalagi kebanyakan masyarakat Indonesia yang mengalami keterbatasan terutama Tuna Rungu tidak memiliki kesempatan dan kemauan untuk melanjutkan pendidikan yang layak hingga ke Perguruan Tinggi.

“Di Indonesia saat ini, penyandang disabilitas khususnya Tuna Rungu tidak memiliki akses untuk mendapatkan pendidikan yang setara dengan orang normal. Selain dikarenakan, kesempatan yang sangat sedikit dimiliki oleh Tuna Rungu disini, ada sedikit keengganan bagi para penyandang Tuna Rungu untuk melanjutkan pendidikannya hingga ke jenjang S1,” kata Stein, Senin (31/07/2017).

Dia pun menerangkan Esa Unggul menjadi kampus pertama menerima mahasiswa Tuna Rungu dalam jurusan Ilmu Hukum di Indonesia, ini menandakan Esa Unggul bukan hanya kampus diperuntukan oleh orang normal saja, namun kalangan penderita disabiltas tuna rungu pun diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk berkuliah dan mengemban ilmu di perguruan tinggi.

“Di Indonesia, kesempatan bagi disabiltas khususnya di bidang hukum itu sangat sedikit. Padahal, bantuan untuk para penyandang disabilitas itu penting di dunia hukum seperti pengadilan atau lembaga bantuan hukum. Dengan adanya beasiswa dari lembaga kami mudah-mudahan kesempatan mereka untuk menyuarakan hak-hak sesama penyandang di mata hukum dapat disetarakan,” tuturnya.

Sementara itu, Panji salah satu peraih beasiswa perkuliahan untuk disabilitas tuna rungu dipandu dengan penerjemah bahasa isyarat mengatakan, sangat antusias untuk berkuliah di Esa Unggul. Selain dikarenakan ia mendapatkan beasiswa, dirinya pun gembira dikarenakan ia mendapatkan kesempatan dikampus impiannya yakni Esa Unggul.

“Sebetulnya saya sudah menimbang-nimbang untuk berkuliah di beberapa universitas. Setelah mencari, saya tertarik dan ingin berkuliah di Universitas Esa Unggul, saya melihat dari lingkungan kampus yang sangat welcome kepada mahasiswa yang memiliki keterbatasan seperti saya,” ujarnya.

Dirinya pun berharap jika dia berkuliah nanti, ia bersama temannya yang juga mengalami keterbatasan pendengaran dapat berkuliah dengan baik dan aktif menjadi mahasiswa di Esa Unggul. Ia juga ingin berinteraksi secara normal dengan teman-teman di tempat kuliahnya tanpa harus ada diskriminasi dan memandang mereka sebelah mata karena mengalami disabilitas.

“Mudah-mudahan lingkungan Esa Unggul dapat menerima kami berdua sebagai mahasiswa yang ingin juga diperlakukan secara normal seperti yang lainnya, saya juga ingin berinteraksi tanpa harus memandang saya dengan kekurangan pada pendengar,” tutupnya.

Foto Bersama Dengan Rektor dan Jajaran Esa Unggul

Foto Bersama Dengan Rektor dan Jajaran Esa Unggul

Dalam pertemuan dan diskusi yang diselenggarakan antara rektor Esa Unggul dan jajarannya bersama perwakilan Deaf Legal Advocacy Worldwide di ruang rektorat yang  berlangsung dengan hangat dan dengan diskusi yang mendalam. Pertemuan itu pun diakhiri dengan foto bersama dengan Rektor dan jajaran Esa Unggul bersama dengan dua mahasiswa peraih beasiswa dan perwakilan Deaf Legal Advocacy Worldwide.

 

Download Esa Unggul Kampus Pertama di Indonesia Terima Mahasiswa Tuna Rungu di Fakultas Hukum as PDF